Yuk Jadi Guru!
I would like to be known as an intelligent woman, acourageus woman, a loving woman, a woman who teaches by being. –Maya Angelou
Assalamualaikum, apa kabar pembaca?
Semoga senantiasa berada dalam rengkuhan kasih-Nya. Amin.
Sudah lama bukan saya tidak bercerita? Postingan yang saya post di blog akhir-akhir ini juga sebatas puisi-puisi tak tanpa rumah. Jadi, malam ini saya akan kembali bercerita. Semoga ada sedikit manfaat yang bisa diambil.
Beberapa saat lalu salah seorang teman saya bertanya, ‘Gimana sih caranya jadi guru? Ajarin dong!’. Kala itu kami sedang membahas soal belajar-mengajar. Teman saya itu memang bukan lulusan Fakultas Pendidikan seperti saya. Satu kesempatan membuatnya harus menjadi ‘guru’ dan ia merasa kesulitan, sebab itulah ia bertanya. ‘Materi kuliah 4 tahun mau dijelasin sekarang?’ gurau saya asal. Percakapan kami pun berlalu. Jauh hari, pertanyaan itu muncul kembali di benak saya, mengusik pikiran dan hati saya sendiri.
Saya di sini bukan siapa-siapa. Hanya seorang 'pengangguran' yang baru saja mendapat gelar sarjana pendidikan satu bulan yang lalu. Percakapan kami di atas membawa saya menuju salah satu sudut dalam benak, menawarkan tempat duduk lalu merenung. Apa benar menjadi seorang ‘guru’ harus kuliah di jurusan pendidikan dulu? Apa iya, cara kita mengajar hanya dipelajari di bangku kuliah?
Secara teknis tentu kita akan menjawab ‘ya’ untuk kedua pertanyaan di atas. Namun jika kita telisik lebih dalam, bukankah ‘guru’ tidak hanya seseorang dengan gelar S.Pd di belakang namanya? Bukankah ketika kita mengajarkan sesuatu pada seseorang maka kita menjelma seorang guru? Seperti saat kau pandai memasak lalu temanmu bertanya resep dan cara memasak dan kau pun menjelaskannya maka kaulah guru memasaknya. Atau saat adikmu tidak bisa mengerjakan PR lalu kau membantunya maka kaulah guru PR nya. Sehingga, menjadi guru adalah sebuah keniscayaan bukan?
Maka, saya menganggap dalam dunia ‘perguruan’ terdapat 3 pokok. Informasi, pemberi informasi, dan si penerima informasi. Hakikatnya, mengajar atau menjadi seorang guru adalah soal bagaimana informasi yang ada sampai pada penerima. Metode dan caranya? Bebas. Kita hanya perlu memastikan bahwa penerima informasi telah benar-benar mendapatkan haknya. Itu saja.
Ah ya, satu lagi. Kita hanya bisa benar-benar tau bagaimana cara menjadi seorang guru dengan menjalaninya. Dengan menjadi guru. Karena sesungguhnya dengan menjadi, kita menjawab semua pertanyaan yang kita ciptakan sendiri. Jangan ragu, yuk jadi guru!
PS: Ada yang mau tahu alasan saya menjadi seorang guru? Baca ceritanya besok.
Wassalam.
Wassalam.
Komentar
Posting Komentar