(Menjadi) Orang Tua Idola
"Just because they don't love you the way you want them to, it doesn't mean they don't love you with all they have" -Ika Natassa (edited)
Dear, readers!
Hari ini pengen ngobrolin topik parenting nih. Disclaimer; berapapun usiamu, ngga ada salahnya kok belajar tentang dunia orang tua dan mengasuh anak. Karena kelak di saat yang tepat, kita juga akan menjadi mereka. Menjadi orang tua dan mengasuh anak -dengan izin Allah. Paling tidak, dengan belajar parenting kita bisa lebih memahami orang tua kita loh!
Pernah ngga kepikiran bakal jadi orang tua model apa nanti? Kalau pernah, tos dulu kita! :D
Menjawab pertanyaan di atas, saya akan bilang "Pengen kayak Ayah Mama deh". Iya, jadi ayah-mama saya itu role model terdekat saya. Tetap yang utama tauladan dari Rasulullah, tapi bahwa saya melihat sosok orang tua idola dalam diri ayah-mama saya tidak dapat dipungkiri. Mengapa demikian?
Ayah saya bukan orang yang kaya, cenderung sederhana. Beliau guru di salah satu sekolah swasta Denpasar. Kepala sekolah? Bukan, hehe. Sesekali mengisi kajian dan melibatkan diri di organisasi masyarakat. Selebihnya? Ayah suka baca buku, majalah, dan nonton youtube hehe. Kesan pertama yang baru bertemu Ayah pasti mengira beliau keras dan tegas. He is. Watak khas orang NTT. Iya, ayah saya lahir dan besar di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Ngga jarang denger komentar "Ayahmu serem ya" dari temen-temen sekolah dulu wkwk. Jika saat sudah kenal lebih dekat, beliau cenderung ngga tegaan dan lembut hatinya. Beliau yang mendekatkan saya dengan buku. Sering kali, setelah pulang sekolah bersama saya, ayah mampir ke toko buku, membeli majalah atau buku yang sedang beliau butuhkan untuk bahan kajian. Minimal sebulan sekali. Dari situ saya mulai mengenal majalah anak, inget banget judulnya "Yaa Bunayya". Majalah anak muslim yang cukup terkenal saat itu. Saya cuma pegang dan lihat-lihat awalnya, kemudian beliau menghampiri "Kalau mau, boleh...". Ayah tipenya ngga banyak ngomong sebenernya hehe. Tapi saya suka sesi 'cerita kisah-kisah Nabi' bareng ayah. Biasanya setelah mengaji bakda maghrib sembari menunggu isya. Cara beliau bercerita selalu bisa sampai ke hati. Saya mengenal sosok Rasulullah pertama kali ya dari beliau.
Mama saya? Sosok menantu idaman khas perempuan Jawa. Pinter masak dan jago bikin kue. Jadi tiap pulang ke rumah kakek-nenek di Kupang, masakan Mama selalu ditunggu-tunggu. Bisa banget jahit baju, merajut, menyulam, dan kerajinan tangan lainnya. Waktu kecil sering punya baju kembaran sama Mba, sampai sekarang sih hehe. Dulu juga, tiap ada tugas kerajianan tangan dari sekolah pasti nilainya bagus, diajarin Mama soalnya hehehe. Mama dulu sempet bisnis kue kering, selalu laris sampe puluhan kilo di musim lebaran. Tapi Mama ikhlas fokus membesarkan kami di rumah sejak memutuskan untuk membersamai ayah merantau ke Denpasar. Hal yang pasti ngga mudah, bahkan buat beliau sendiri. Sedari kecil, Mama orangnya telaten. telaten ngajarin baca, ngaji, mewarnai. Mama yang ngenalin saya ke majalah Bobo, langganan beli di tukang korang di jalan pulang sekolah TK. Semakin beranjak remaja lalu dewasa, Mama jadi partner ngobrol yang seru. Soal apa aja. Betah banget kalo udah ngobrol sama mama sampe berjam-jam. Entah lewat telfon atau sembari menyiapkan makanan di dapur. Pokoknya paket komplit. Sempat terbesit, "Ma, nona ngga pinter masak kayak mama i. Nanti gimana dong kalo udah nikah?" "Ngga papa Mba, nanti kalo udah sering masak bisa-bisa sendiri kok". Adem dengernya hehe.
Foto Ayah Mama yang saya potret diam-diam wkwk! |
Apakah dengan demikian menjadikan mereka sempurna? Sempurna mungkin tidak, tapi boleh jadi istimewa. Ada banyak nilai-nilai kehidupan yang beliau ajarakan langsung dengan praktiknya, dicontohkan. Bukankah dalam Islam, metode mengajar yang baik salah satunya dengan memberi tauladan? Itulah yang ingin saya contoh. Bagaimana menjadi pribadi yang baik, sehingga anak-anak pun belajar untuk menjadi orang baik. Saya ingin menjadi rujukan dalam bersikap bagi anak-anak kelak. Menjadi idolanya anak-anak, sebelum mereka mengenal idola lainnya. Sebagaimana saya sering bertanya-tanya "kira-kira kalau diposisi ini (keadaan sulit/berat/bahagia), ayah-mama bakal gimana ya?". Karena jauh sebelum bisa berbicara, anak-anak lebih dulu mendengar dan melihat lalu mengikuti. (QS: An-Nahl 78)
Orang tua kita mungkin tidak sempurna. Ada kurang dan luputnya dalam membesarkan kita. Kadang mungkin beberapa keputusan beliau kurang sesuai dengan keinginan kita sendiri. But, let me tell you this:
"Just because they don't love you the way you want them to, it doesn't mean they don't love you with all they have" -Ika Natassa (edited)
Hanya karena mereka tidak mencintaimu dengan cara yang kamu harapkan, bukan berarti mereka tidak mencintaimu dengan semua yang mereka miliki.
Dan hey, adakah yang sempurna di dunia ini?
Terakhir, upaya memperbaiki diri selain untuk mendapatkan ridho Allah juga sebagai upaya menjadi orang tua yang baik. Yuk semangat yuk :)
Terimakasih ya, sudah mampir. Wanna tell me how georgeus your parents are? Leave a comment :)
Wah...jadi tersanjung niii padahal mama biasa biasa aja seorang yg TDK pandai tidak juga seistimewa itu....cukup membuat anak bahagia itu sangat berarti....๐ญ๐ญ๐ญterharu
BalasHapusYou are my everything~~~ *iklan SGM
HapusKeren, Mbak.. Orang tua, they have their own way to show us their love
BalasHapusDefinitely they are ๐
HapusSaya selalu berandai, jika saatnya tiba menjadi orangtua, saya ingin sekali punya banyak waktu untuk anak saya sehingga mereka bisa dekat dengan orangtuanya. Bagi saya komunikasi antara anak dan orangtua sangat penting. (Berkaca dari pengalaman pribadi bersama orangtua pergi pagi pulang ketika saya terlelap dalam mimpi)๐๐๐
BalasHapusMaasyaAllah, iya mba betul.๐งก But first, selesai dulu RPS ya mba๐
HapusBaarokallahu fiik mb, sehat sehat berkah selalu ayah mama mb Fay ♥
BalasHapusAku membacanya sampai berkaca-kaca, betapa indahnya setiap teladan beliau berdua telah nampak Indah dari wujudnya sosok mb Fay yang multitalenta dengan nilai-nilai Indah ♡♡♡
Sajak tentang orangtua, takkan pernah habis dimakan masa~~
Wa fiikum baarakallah, Kak Nida. Bincang soal beliau berdua selalu bikin hati hangat ya kak. Peluk jauh๐งก
Hapus