Berkenalan Dengan SPN
Assalamualaikum
pembaca!
Setelah
menyelesaikan pendidikan tinggi dan mendapat pekerjaan, bagi perempuan seusia
saya kebanyakan akan dirundung pertanyaan seputar pernikahan. Ada saja
kesempatan di sela-sela percakapan yang muncul seperti “...terus kapan nikahnya?”, “...habis
ini nikah dong yaa”, atau setidaknya “udah
ada calon belum?”. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini biasa saya jawab
dengan datar-datar saja. Saya jelaskan bahwa saya belum ingin menikah, ingin
itu dulu, ingin ini dulu dan lain-lain. Dan jujur itu bukan sekerdar alasan,
tapi begitulah adanya. Sampai suatu ketika saya dipertemukan kembali dengan
salah satu kawan lama saya.
Dia
seorang teman baik yang saya kenal di pesantren. Setelah belajar di pesantren
saya sempat lost contact dengannya. Dan
baru bertemu lagi setelah saya kuliah. Kabarnya baik, sangat baik malah. Kini
dia telah menikah dan memiliki seorang buah hati yang menggemaskan. Dipertemuan
itu saya banyak bertanya soal pernikahnnya. Kebiasaan kepo yang suka lepas kontrol hehe. Ia pun menceritakan bagaimana
pertemuannya dengan jodohnya yang tak disangka-sangka. Saya selalu takjub dan
berbinar saat mendengar cerita pernikahan, begitu juga saat menyimak cerita
kawan saya ini. Melihat respon saya, dia tiba-tiba nyeletuk,
“Makanya nikah
dong hehe”.
“Haha belum siap
mba.”
Jawab saya.
“Tapi udah ada
calon mba Fay?”Ia balas dengan
pertanyaan lain.
“Belum mba
hahaha saya mah jomblo wkwk” timpal saya cengar-cengir.
“Tapi kalo ada
yang ngajak nikah siap mba?”
“Waah, belum
kayaknya mba hehehe”
Tidak
sampai disitu ternyata. Teman saya
melanjutkan,
“Emang kenapa
belum siap mba? Kalo nunggu siap mah nggak siap-siap ntar hehe”
Sejenak
saya tertegun, “Iya juga ya mba. Tapi bener deh, saya
belum belajar banyak soal pernikahan hehehe”
Menimpali
tanggapan saya, teman yang akrab saya sapa dengan panggilan Mba Pit ini
mengenalkan saya pada satu kegiatan bertajuk Sekolah Pra Nikah. Sesuai temanya,
kegiatan ini serupa kajian seputar pernikahan. Ada banyak materi yang dibahas
di dalamnya seperti motivasi menikah, adab taaruf, bagaimana menentukan
kriteria calon dan lain sebagainya. Kegitan ini diadakan oleh salah satu
pengurus masjid di daerah saya tinggal dan dibawah binaan seorang ustad.
Mendengar hal ini saya pun tertarik untuk mengikutinya.
Beberapa
bulan setelah pertemuan itu, saya mendapat info bahwa Sekolah Pra Nikah atau
SPN Angkatan ke 3 akan digelar. Saya pun mendaftarkan diri lewat form online
yang disediakan panitia. Pada poin yang menanyakan alasan mengikuti kegiatan
tersebut saya isi untuk mencari ilmu. Namun sayang, karena banyaknya peminat
dari kegiatan ini saya gagal di gelombang ini. Nampaknya panitia lebih
mengutamakan peserta yang akan menikah dalam waktu dekat. Tak apa, bisa dicoba
lain waktu –batin saya.
Komentar
Posting Komentar