Stand as You, Stand as Yourself!

"Laisal fata man yaquulu hadza abi. Lakinna fata man yaquulu ha ana dza."
Assalamualaikum,  reading lovers!

Apa kabar cita-cita? Bagaimana pula kabar mimpi dan harapan? Semoga setiap pinta yang dibungkus doa serta diselimuti usaha, segera Allah jadikan nyata. Amin.

Ada yang sepakat dengan Tagline saya di atas? Seorang pemuda bukanlah siapa yang mengatakan "ini ayahku". Tapi seorang pemuda adalah siapa yang berkata "inilah aku". Intinya soal menjadi diri sendiri atau mandiri dalam artian yang sesungguhnya.

Jadi begini, mandiri berkaitan erat dengan kedewasaan seseorang. Nah, kapan seseorang dikatakan dewasa? Saya sedang tidak ingin membicarakan berbagai teori terkait hal itu. Tapi mari kita renungkan sejenak,  kapan dan bagaimana kita tumbuh menjadi dewasa dari seorang remaja?

Bagi saya sendiri, menjadi dewasa adalah ketika saya tau apa yang benar-benar saya inginkan. Tau apa sebenarnya passion saya dalam hidup. Termasuk dalam memilih pekerjaan, menjalani hobi, sampai dalam mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidup. Menentukan pasangan misalnya (?) Hehehe. Apa yang berbeda dengan saat saya remaja? Banyak. Pilihan-pilihan yang lebih berdasar pada keinginan orangtua atau malah karena kebanyakan teman menyukainya. Sekarang, sebisa mungkin pilihan orangtua dan keputusan saya berjalan beriringan. Walau tidak memaksakan, semua diambil melalui pemikiran panjang. Sampai menemui jalan tengah yang pas.

Menjadi dewasa juga berarti mulai melepas label-label orang tua. Artinya, ada beberapa hal yang sebelumnya bisa saya capai dengan dorongan orang tua. Sekarang, sedikit demi sedikit saya berusaha mendapatkannya dengan jerih payah sendiri. Ini titik penting dalam proses pendewasaan, setidaknya bagi saya. Meski saya juga sangat setuju bahwa orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dan cenderung memenuhi semua kebutuhan anaknya. But come on! Mau sampai kapan? Bukankah sudah saatnya kita yang membahagiakan mereka? Memenuhi sedikit demi sedikit kebutuhan mereka. Alhamdulillah kalau mereka dalam keadaan cukup. Sedikitnya kita bisa berbagi hal-hal kecil. Sungguh, mereka juga akan bahagia mendapati putra-putrinya tumbuh dewasa, sebelum menikah dan memiliki orang tua yang lain.

Dari dua hal di atas, saya pun sedang mendaki, berusaha menaklukkan tebing yang tercipta dengan sendirinya. Menuntut pendewasaan diri. Semoga langkah-langkah kita diringankan dan dimudahkan oleh Allah. Amin amin Ya Rabbal Alamin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngobrolin Hidup #1

(Menjadi) Orang Tua Idola

Sesuatu dari Masa Lalu