Aku dan Bayangmu.

Aku dan Bayangmu.

Aku dan bayangmu. Membentang luas padang ilalang di selanya. Tersembunyi semak gelisahku. Mengakar jalar, demi membungkus bayangmu. Di sana.

Aku dan bayangmu. Dalam waktu yang kian tersengal, usai menebas belukar yang mulai merindu. Bayangmu kian beranjak berlari-lari dengan nakal.

Aku dan bayangmu. Duhai, kini tiada lagi padang, semak, juga belukar. Cintaku terseok mendekatimu. Sayang, matahari lebih dulu merenggut paksa bayangmu bak hendak berkelakar.

Fairus, 23022015.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngobrolin Hidup #1

(Menjadi) Orang Tua Idola

Sesuatu dari Masa Lalu