Tanpa Judul

Bagaimana kabarmu, Tuan?
Kabarku buruk -jika saja kau bertanya.
Ternyata begini rasanya. Terlambat.
Terlambat mendengar degup jantung yang kian cepat
saat kita berbincang di tepi danau kala itu.

Terlambat mengetahui, betapa pipiku merona
Pun manik mataku berbinar tiap
Tatapan kita bertemu.

Sungguh, keterlambatan itu menyiksa.
Betapa aku terlambat menyadari,
Gegap gempita kebahagiaan yang senantiasa menyeruak
Pada tiap kata-katamu yang hinggap di telingaku.

Esok hari, saat perahu yang kau naiki merapat di dermaga tempat kita biasa bertemu
Aku akan ada di sana, menyambutmu
Yang datang dengan kekasihmu.

Ya, begitulah nasibku.
Menjadi korban atas semua keterlambatanku.

21.24
220718

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngobrolin Hidup #1

(Menjadi) Orang Tua Idola

Sesuatu dari Masa Lalu