Tanggal Dualima, Jadi Inget Dia!

Assalamualaikum, November. Di hari-hari terakhirmu yang lebih sering basah -atau bahkan banjir- semoga Allah senantiasa ridho. Agar berkah, amin.




Pagi-pagi di hari Sabtu 25 November ini saya sudah siap di sekolah. Bukan untuk jadi guru, cuma ikut ke sekolah tempat ayah saya mengajar untuk satu dua urusan. Suasana di sekolah sudah ramai, guru-guru berseragam batik putih motif hitam yang berseliweran mempersiapkan upacara rutin peringatan hari guru. Tawa riang murid-murid, juga derap kaki mereka yang sibuk berkejaran menunggu upacara dimulai.




Disela-sela kegiatan saya di sini, alunan musik bertema 'Terima Kasih Guruku' mengalun dan serta merta mengingatkan saya pada sosok Bayu, murid saya di Sekolah Indonesia Johor Bahru. Sosok Bayu yang selalu patuh dan hormat pada guru dan berterimakasih atas apa yang diajarkan oleh guru. Saya tau Bayu sangat menghargai guru. Dari caranya berbicara, berperilaku di kelas dan lain sebagainya. Memang Bayu tergolong anak yang pendiam. Tidak banyak tingkah seperti teman laki-laki sekelasnya. Menurut bila diminta mengerjakan tugas, bertanya bila kesusahan dan sesekali mengeluh jika lelah atau tugas terlalu sulit. Tapi pada akhirnya, Bayu kami itu selalu menyelesaikan tugas. Semampu dan sebaik yang dia bisa.




Yang lekat pada ingatan saya adalah bait terakhir dari surat yang ditulisnya untuk saya dan diselipkan di dalam kado berisi jam untuk saya.


"Terimakasih ya bu, sudah ajar Bayu surat pendek. Semoga Bayu bisa hafal.''


Saya terharu membacanya. Dari surat itu saya tau Bayu sungguh-sungguh. Sungguh-sungguh ingin belajar, ingin menghafal. Mungkin karena lingkungan yang kurang mendukung untuk dekat dengan bacaan Alqura'an, Bayu lemah dalam hal ini. Saat murid lain sudah lancar melafalkan beberapa surat pendek, Bayu masih terbata berusaha mengikuti bacaan surat yang yang kami lafalkan bersama-sama. Tapi ia tidak patah arang, meski sedikit malu ia tekun berusaha menghafal. Itu, kesungguhannya itu yang membuat saya terharu, hingga sekarang. Saat saya mengingat-ingat masa-masa itu.




Ah, Apa kabarmu di sana, nak? Ibu rindu. Semoga hafalan surat pendeknya bertambah dan makin soleh, Amin.



Foto Bayu setelah menulis surat untuk Bu Cici tempo hari, sambil menangis -katanya.
Doc. Bapak Rahmat
 

Komentar

  1. Ibu guru Fay memang handal soal begini, saya terharu sangat bacanya, semoga bertambah Bayu Bayu yang lain ya buuu.. | Selamat hati guru Bu Fay, dari muridmu -Nida'- 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaa ada suhu Nida. Hormat dulu, Suhu!★

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngobrolin Hidup #1

(Menjadi) Orang Tua Idola

Sesuatu dari Masa Lalu