Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Serumpun Bunga Desember.

Serumpun Bunga Desember Elok nian serumpun bunga desember itu Yang tumbuh di bawah jendela tanpa lampu Di sela-sela mawar layu Menjadi satu yang indah di matamu Apa kau tahu? Bahwa baginya lagu sendu Yang tak selesai dalam hitung bulan tuju Demi kebahagiaan yang menunggu Tapi ingat, ini hanya soal waktu Besok, seiring rintik hujan berlalu Keindahannya serupa pilu Yang membuatmu berdiri terpaku Fairus Zahidah 22 Safar 1436 Terucap syukur yang teramat dalam kepada Sang Mahainspirasi yang telah memberi sedikit curah inspirasi hingga karya ini menjadi juara I dalam lomba menulis puisi se-Jatim yang diadakan oleh DPD IMM Jawa Timur. Saya yang masih merangkak ini sangat membutuhkan uluran ilmu dan masukan dari pembaca sekalian. Enjoy the poem! :)

Aku dan Bayangmu.

Aku dan Bayangmu. Aku dan bayangmu. Membentang luas padang ilalang di selanya. Tersembunyi semak gelisahku. Mengakar jalar, demi membungkus bayangmu. Di sana. Aku dan bayangmu. Dalam waktu yang kian tersengal, usai menebas belukar yang mulai merindu. Bayangmu kian beranjak berlari-lari dengan nakal. Aku dan bayangmu. Duhai, kini tiada lagi padang, semak, juga belukar. Cintaku terseok mendekatimu. Sayang, matahari lebih dulu merenggut paksa bayangmu bak hendak berkelakar. Fairus, 23022015.