“Sesungguhnya apa yang kau inginkan? Belasan lamaran yang datang semuanya kau tolak. Bukankah kau tau bahwa menolak lamaran dari seorang sholih akan menimbulkan fitnah yang lebih besar bagimu. Kau tahu itu tapi kau tetap bersikukuh?” Najmuddin yang menghentikan bacaan Qurannya pun terheran-heran. Seorang syeikh yang selama ini ia kenal sebagai sosok penyabar bisa membentak lawan bicaranya seperti yang baru saja ia dengar. “Ada apa gerangan?” Batin Najmuddin. Ia ingin bertanya kepada sang Syeikh namun urung. Demi mendengarjawaban seorang wanita dibalik tabir. “Maafkan aku ayah. Aku hanya sedang menunggu. Menunggu seorang pria yang ingin menggandeng tanganku ke surga. Yang menginginkan lahir seorang putra dari rahimku yang kelak akan menaklukkan Palestina.” Sahut seorang perempuan yang ternyata anak dari gurunya. Mendengar jawaban dari wanita tersebut, tersentak hati Najmuddin. Dengan hati berdebar, Ia beranjak menghampiri gurunya. “ Yaa Syeikh, Demi Allah, dengan izinm...